Jelang Invasi ke Kyiv, Rusia Dilaporkan Minta Bantuan Militer ke Tiongkok

AS menuduh Rusia meminta bantuan militer dari Tiongkok jelang invasi ke Kyiv yang diperkirakan menjadi titik kulminasi konflik Ukraina dan Rusia.

Kremlin sedang merancang sebuah perang besar untuk menundukkan ibukota Ukraina Kyiv. Diperkirakan operasi ini akan membutuhkan penggunaan sebagian besar kekuatan tempur Rusia sehingga dibutuhkan bantuan Tiongkok untuk mengamankan daerah-daerah lain di Rusia.

Namun AS dkk memberi peringatan agar Tiongkok tidak ikut campur dalam konflik Rusia-Ukraina ini yang dapat merembet ke wilayah Pasifik.

Baik Rusia maupun Tiongkok tidak mengkonfirmasi kebenaran berita ini. Namun Kremlin menjelaskan bahwa segala operasi militer di Ukraina sukses mencapai target sehingga pihaknya mengaku justru sebagai pemenang.

Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov dilaporkan juga saat ini telah berada di Kyiv untuk memberi dukungan moral kepada pasukannya.

Sebelumnya, Kadyrov sempat meminta kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengeluarkan perintah penguasaan Kyiv 

Pasukan Chechnya yang selevel degan Satpol PP di Indonesia, dilaporkan menjadi salah satu elemen penting dalam invasi ke Ukraina.

Berkekuatan sekitar 20 ribu, pasukan ini terdiri dari relawan dan secara struktur masuk dalam Kesatuan Garda Nasional Rusia dan sering disebut dengan istilah Kadyrovtsky 

Dari puluhan ribu anggota Kadyrovstky dipilih yang terbaik menjadi batalion pasukan khusus bernama Ramzan Kadyrov.

Rusia juga dilaporkan mulai mendrop sekitar 20 ribu pasukan dari Suriah untuk melengkapi pasukan internasional pro Rusia yang berasal dari Armenia, Amerika Latin dan negara CSTO lainnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jelang Invasi ke Kyiv, Rusia Dilaporkan Minta Bantuan Militer ke Tiongkok"

Post a Comment