Kerja Sama Ekonomi Terselubung Antara Rejim dan Pemerintahan Penyelamat Suriah


Walaupun di berita terdengar bahwa rejim Bashar Al Assad seakan bermusuhan dengan pemerintahan penyelamat Suriah (SG), keduanya tetap menjalin hubungan ekonomi di belakang layar.

Hal itu dapat difahami karena Suriah pada awalnya hanya satu pemerintahan. Dan ketika sekarang terbelah menjadi empat pemerintahan, sebelumnya enam dengan ISIS dan Golan, Israel, saling ketergantungan antar wilayah itu tetap terjadi.

Misalnya 70 persen ladang migas yang dikuasai pemerintahan NES yang sebelumnya direbut dari ISIS, hasilnya tetap diekspor ke rejim yang memiliki dua kilang minyak di Tartus dan Homs.

Bahkan sebelum NES, ISIS juga menjual minyaknya ke rejim Bashar Al Assad karena kilang-kilang minyak rejim tidak bisa begitu saja dihentikan tanpa mengolah minyak.

Jadi bukan karena berkolaborasi atau mendukung tapi kebutuhan yang mempunyai unsur keterpaksaan.

Sebagaimana aliran sungai, jika sebuah kelompok mengusai hulu dan kelompok lainnya menguasai hilir, tetap airnya mengalir seperti biasa.

Jikapun NES menjual migasnya ke Kurdistan di Irak, tetap kurang legal, dan Assad bisa menyebutnya pencurian minyak.

Hal yanh sama terjadi antara rejim dan SG di Idlib. Ketika wilayah rejim kelangkaan BBM, perusahaan minyak Watad di Idlib tak segan untuk membantu ke wilayah tersebut.

Hanya saat pasukan interim Suriah (SIG) mengambilalih wilayah utara Suriah, NIS langsung menghentikan semua ekspor minyak ke wilayah tersebut.

Tapi tetap saja bisa mengalir secara tidak langsung, baik melalui wilayah rejim maupun wilayah lainnya.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kerja Sama Ekonomi Terselubung Antara Rejim dan Pemerintahan Penyelamat Suriah"

Post a Comment