Yaman: Gencatan Senjata Berakhir, Houthi Fokus Rebut Wilayah Eks Negara Yafa yang Bersejarah

Usai kelompok Houthi menolak memperpanjang gencatan senjata dengan pemerintahan Yaman yang sah, pasukan Houthi dilaporkan mulai bergerak menuju Yafa.

Wilayah ini sejak dulu memang menjadi perbatasan wilayah Inggris dengan Yaman Utara yang dulu masih bernama Kerajaan Mutawakkiliyah Yaman.

Pasukan Kerajaan Yaman selalu berusaha menaklukkan negara Upper Yafa meski masuk dalam protektorat Hadramaut bukan Federasi Arabia Selatan (Yaman Selatan) berbeda dengan Lembah Yafa yang juga punya keemiran sendiri.


Meski sistem kerajaan, kesultanan dan keemiran di Yaman sudah dihapuskan, namun perangkat dan infrastrukturnya tetap menjadi bagian dari sistem kehidpan di Yaman, yang biasanya mengurusi soal adat, budaya dan hak ulayat.

Di dalam sejarah era Inggris, Negara Upper Yafa sebagai negara bagian Hadramaut mempunyai beberapa sub negara level Sheikhdom.

Di antaranya adalah Shikhdom Al-Busi, Al-Dhubi, Al-Hadrami, Al-Muflihi, Al-Mausata, Na'wah and Rubeitein.

Pada tahun 1895, Sultan Qahtan bin Umar diangkat sebagai raja di raja yang mengurusi semua wilayah Upper Yafa.


Tahun 1931, penduduk Upper Yafa sekitar 80 ribu jiwa dibandingkan saat ini menjadi 75 ribu dan masuk menjadi sebuah distrik atau kabupaten di Provinsi Lahij, Yaman Selatan.

Upper Yafa kini menjadi bagian dari Komando Daerah Militer atau Kodam IV dengan pimpinan Mayor Jenderal Fadl Hassan Muhammad.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Yaman: Gencatan Senjata Berakhir, Houthi Fokus Rebut Wilayah Eks Negara Yafa yang Bersejarah"

Post a Comment