Featured post

Harian Asia Raya Memberitakan Janji Jepang untuk Kemerdekaan Indonesia, 1944

ASIA - RAYA ||   Waktu: September 1944 Tempat: Tokoh: Peristiwa: Harian Asia Raya terbitan 8 September 2604 (=1944) memberitakan janji...

Peluang SDF Kurdi Menekan Damaskus dalam Polemik Integrasi Suriah

Raqqa kembali menjadi sorotan setelah serangan pasukan SDF Kurdi ke berbagai wilayah yang dikuasai pemerintahan Damaskus dari wilayah ini.

Sebelumnya Presiden Ahmed Al Sharaa pemimpin SDF Mazloum Abdi telah menandatangani kesepakatan integrasi pasukan dan wilayah SDF ke pemerintahan Suriah. Namun implementasinya masih tarik ulur. Wilayah Raqqa dan Deir Ezzour yang mayoritas Arab sejatinya akan menjadi yang pertama diintegrasikan. Namun serangan SDF belakangan menjadi sinyal bahwa SDF mempunyai intrumen untuk menekan Damaskus yakni kekuatan AS dan Rusia di belakangnya.

Rusia berada di wilayah SDF sejatinya untuk mendukung pasukan eks rejim Bashar Al Assad. Namun setelah Assad lengser, Rusia tetap berada di posisinya dengan dukungan SDF.

Rusia bahkan menempatkan sistem pertahanan udara S-300 di Pangkalan Udara Tabaqah, Raqqa. Langkah ini memperlihatkan niat Moskow untuk memperkuat pijakannya di pedesaan Raqqa, wilayah yang masih berada dalam pengaruh kuat Pasukan Demokratik Suriah (SDF). 

Bagi Rusia, Raqqa adalah titik strategis yang dapat mengimbangi kekuatan Turki di kawasan selain Bandara Qamishli yang juga dikuasai Rusia.

Penempatan S-300 menunjukkan bahwa Moskow ingin memastikan stabilitas wilayah ini sekaligus mengawalnya dari potensi ancaman udara.

Di sisi lain, kehadiran Rusia membuka peluang diplomasi. SDF yang selama bertahun-tahun membangun administrasi otonom di Raqqa, kini melihat adanya jalan baru untuk bernegosiasi dan menekan Damaskus. Dengan Rusia sebagai penjamin keamanan, integrasi bisa terjadi tanpa ancaman langsung terhadap struktur lokal yang sudah mereka bangun.

Sebuah komite persiapan dari pihak Kurdi baru-baru ini menggelar pertemuan di Raqqa bersama tokoh masyarakat, organisasi sipil, dan perwakilan perempuan. Pertemuan ini diarahkan untuk membahas kemungkinan dialog yang lebih serius dengan pemerintah Suriah. Inisiatif ini dipandang sebagai sinyal bahwa SDF mulai realistis melihat masa depan dalam kerangka negara Suriah.

Munir al-Hafez, seorang peneliti yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan bahwa para intelektual Raqqa ingin menciptakan pola baru hubungan dengan Damaskus. Menurutnya, Raqqa yang selama ini terpinggirkan, butuh mekanisme politik yang menjamin representasi semua kelompok masyarakat, bukan sekadar dominasi rezim pusat.

Konsep yang diusulkan adalah pembentukan komite konsultatif yang bisa menjadi jembatan antara administrasi lokal dan struktur negara. Dengan adanya ruang partisipasi ini, SDF berharap suara mereka tidak hilang dalam proses transisi politik.

Dewan Suriah Demokratik (MSD/SDC), sebagai payung politik SDF, menekankan bahwa integrasi hanya mungkin jika pluralisme dan kemitraan sejati diakui. Ketua MSD, Riyad al-Mahbash, yang sering ditulis sebagai Presiden SDC dari kalangan Arab, menegaskan bahwa solusi Suriah tidak akan berkelanjutan tanpa pengakuan terhadap semua komponen, termasuk Kurdi, Arab, dan minoritas lain.

Di titik ini, peran Rusia menjadi krusial. Dengan menempatkan S-300 di Tabaqah, Moskow memberi jaminan militer yang bisa memperkuat posisi rezim sekaligus melindungi wilayah yang dikuasai SDF dari serangan eksternal. Ini menciptakan ruang negosiasi yang lebih seimbang antara Damaskus dan SDF.

Raqqa menjadi arena unik di mana militerisasi dan diplomasi berjalan berdampingan. Di satu sisi, Rusia memperkuat otot dengan sistem pertahanan canggih. Di sisi lain, upaya dialog Kurdi membuka peluang bagi integrasi damai.

Bagi SDF, peluang ini bisa menjadi jalan untuk keluar dari isolasi. Selama ini mereka lebih banyak bergantung pada dukungan Amerika Serikat, yang belakangan terlihat fluktuatif. Dengan menggeser arah ke Damaskus melalui otot Rusia, SDF berpeluang mendapatkan legitimasi yang lebih permanen.

Namun jalan integrasi tidak mudah. Pemerintahan Suriah sudah menegaskan tidak akan melepaskan daerah Suriah untuk kelompok yang mempunyai agenda separatisme 

Negosiasi bisa berujung pada tarik-menarik keras, terutama terkait kontrol keamanan dan administrasi sipil.

Meski begitu, Rusia tampaknya ingin memastikan SDF tidak menjadi lawan, melainkan mitra. Keberhasilan integrasi Raqqa bisa menjadi model bagi wilayah timur laut Suriah lainnya, di mana administrasi lokal masih berjalan di luar kendali penuh rezim.

Dialog di Raqqa menunjukkan adanya kesadaran bahwa konflik berkepanjangan tidak lagi menguntungkan. Bagi warga sipil, yang terpenting adalah stabilitas. Keterlibatan Rusia meski pasif memberi harapan bahwa keamanan bisa dijaga, sementara negosiasi politik menemukan jalannya.

Keberadaan sistem pertahanan udara di Tabaqah juga memberi pesan kepada kekuatan eksternal. Rusia ingin memastikan bahwa proses integrasi ini berlangsung di bawah perlindungan mereka, tanpa intervensi asing yang bisa menggagalkan.

Jika SDF berhasil berintegrasi, Raqqa bisa menjadi contoh pertama keberhasilan rekonsiliasi struktural di Suriah. Hal ini akan mengurangi fragmentasi politik sekaligus memperkuat legitimasi rezim di mata internasional.

Namun risiko tetap ada. Jika Damaskus terlalu kaku dan menolak tuntutan pluralisme, SDF bisa kembali mengambil sikap defensif. Dalam kondisi seperti itu, kehadiran Rusia justru bisa berubah menjadi sumber ketegangan baru.

Pada akhirnya, masa depan Raqqa akan sangat ditentukan oleh keseimbangan antara kekuatan militer Rusia dan kesediaan politik Damaskus untuk menerima administrasi otonom. Kedua faktor itu akan menentukan apakah integrasi benar-benar mungkin atau hanya sekadar retorika.

Dengan latar belakang sejarah yang kaya dan posisi strategis, Raqqa kini berpeluang menulis babak baru. Jika integrasi ini berhasil, kota itu bisa menjadi simbol transisi dari pusat budaya menjadi model rekonsiliasi Suriah.

Pertanyaan yang tersisa adalah apakah Damaskus, SDF, dan Rusia mampu menjaga keseimbangan rapuh ini. Jawabannya akan menentukan wajah politik Suriah di tahun-tahun mendatang, dengan Raqqa sebagai ujian pertama.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peluang SDF Kurdi Menekan Damaskus dalam Polemik Integrasi Suriah"

Post a Comment