Sisingamangaraja XII, pahlawan nasional dari Tanah Batak, tidak hanya dikenal sebagai pejuang gigih melawan penjajah, tetapi juga sebagai seorang suami yang memiliki beberapa istri. Kisah cinta sang raja ini menjadi bagian dari sejarah yang menarik untuk dikulik, di tengah jejak-jejak peninggalan bersejarah yang tersebar di Sumatera Utara, termasuk di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Menurut catatan sejarah, Sisingamangaraja XII memiliki lima orang istri, yaitu boru Simanjuntak, boru Situmorang, boru Sagala, boru Nadeak, dan boru Siregar. Namun, ada informasi tambahan yang menyebutkan bahwa beliau juga memiliki seorang istri bernama ASMA dari Pantai Kelang, Serdang Bedagai (Sergai).
Keberadaan ASMA di Pantai Kelang mengindikasikan adanya hubungan erat antara Sisingamangaraja XII dengan wilayah Sergai. Saat itu, beliau bermarkas di Pantai Kelang untuk membantu Sultan Deli melawan penjajah. Di sana, beliau meninggalkan jejak sejarah yang masih bisa ditemukan hingga kini.
Salah satu peninggalan bersejarah yang masih dijaga oleh masyarakat Sergai adalah Sumur Keramat yang berada di kawasan objek wisata Pantai Klang, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan. Konon, sumur ini merupakan buatan Sisingamangaraja XII.
Sumur Keramat, yang kini dijaga oleh Abdullah Sinambela ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu airnya yang tawar meskipun berada di dekat pantai. Air tawar ini dipercaya memiliki khasiat tertentu, sehingga banyak pengunjung yang datang untuk melihat dan merasakannya. (baca sumber di sini)
Selain Sumur Keramat, ada juga peninggalan bersejarah lainnya di Sergai, seperti Keramat Tempayan di Desa Batang Terap dan Makam Datuk Jabut di Desa Kuala Lama. Keramat Tempayan dipercaya memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit dan mendatangkan rezeki.
Makam Datuk Jabut dianggap keramat karena semasa hidupnya, Datuk Jabut dikenal sebagai orang baik dan ahli pengobatan.
Ketiga peninggalan bersejarah ini menjadi bukti bahwa Sergai memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang patut dilestarikan. Masyarakat Sergai menjaga dan merawat peninggalan-peninggalan ini sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan sebagai warisan bagi generasi mendatang.
Kembali ke kisah Sisingamangaraja XII, keberadaan beberapa istri beliau menunjukkan bahwa beliau adalah seorang pemimpin yang juga memiliki kehidupan pribadi yang kompleks. Setiap istri beliau memiliki peran dan kontribusi masing-masing dalam kehidupan sang raja.
Boru Siregar, misalnya, sebenarnya adalah istri dari abang Sisingamangaraja XII, Raja Parlopuk. Beliau menikahi boru Siregar setelah Raja Parlopuk meninggal. Hal ini menunjukkan bahwa Sisingamangaraja XII memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan merawat keluarga abangnya.
Keberadaan istri-istri Sisingamangaraja XII juga menunjukkan bahwa beliau memiliki hubungan yang luas dengan berbagai marga di Tanah Batak. Hal ini memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang dihormati dan disegani.
Kisah cinta Sisingamangaraja XII dan para permaisurinya menjadi bagian dari sejarah yang tidak boleh dilupakan. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai sejarah dan budaya, serta menghormati jasa-jasa para pahlawan.
Di Sergai, jejak-jejak sejarah Sisingamangaraja XII masih bisa ditemukan dan dirasakan. Peninggalan-peninggalan bersejarah seperti Sumur Keramat, Keramat Tempayan, dan Makam Datuk Jabut menjadi saksi bisu perjalanan sejarah yang panjang.
Mari kita lestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah ini sebagai bentuk penghargaan kepada para leluhur dan sebagai warisan bagi generasi mendatang. Dengan menjaga sejarah, kita menjaga identitas dan jati diri bangsa.
0 Response to "Jejak Sisingamangaraja XII di Serdang Bedagai"
Post a Comment