Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan kesulitan memenuhi tenggat untuk menarik pasukan dari Afghanistan pada 1 Mei mendatang, demi mengakhiri perang terpanjang AS.
Hal itu disampaikan Biden dalam sebuah wawancara dengan ABC News yang dikutip Reuters, Kamis (18/3). Sejauh ini, tanggapan itu dinilai paling ekstensif mengenai kesepakatan dengan Taliban.
"Saya sedang dalam proses membuat keputusan itu sekarang dan ketika mereka akan pergi," kata Biden mengenai 2.500 tentara AS terakhir di Afghanistan, seperti dilansir Reuters, Kamis (18/3).
"Itu bisa saja terjadi, tapi itu sulit," lanjut Biden.
Wawancara itu ditayangkan, sehari sebelum Rusia, China, Amerika Serikat dan Pakistan, delegasi Afghanistan dan pemimpin serta juru runding Taliban bertemu di Moskow untuk memulai membicarakan kesepakatan damai.
Beberapa pejabat AS dan banyak ahli khawatir bahwa jika pasukan koalisi pimpinan AS pergi sebelum kesepakatan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban tercapai.
Mereka cemas Afghanistan dapat terjerumus ke dalam perang saudara baru, atau kembali menjadi lokasi perlindungan kelompok teroris.
Taliban mengancam akan melanjutkan serangan terhadap pasukan koalisi pimpinan AS jika Biden meleset dari tenggat waktu yang ditetapkan.
Tenggat waktu itu disepakati antara Taliban dan AS di masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
0 Response to "Nasib Perdamaian AS-Taliban Ada di Tangan Biden"
Post a Comment