Dia memegang tampuk kekuasaan usai Presiden Mansour Hadi mengundurkan diri.
Namun, jauh sebelumnya para sultan dan emir khususnya dari Hadramaut, Yaman sudah lama mengungsi dan mendirikan pemerintahan pengasingan di Arab Saudi khususnya Jeddah.
Salah satu misalnya Sultan Ghalib II dari Kesultanan Al Quaiti yang berpusat di Mukalla ibukota, Hadramaut, Yaman.
Sultan Galib II masih hidup dan berusia 74 tahun. Dari Jeddah, dia mengelola kekayaan milik kesultanan baik milik eks BUMN dan harta pusaka kerajaan.
Semua tersebar di berbagai negara termasuk Inggris. Dari London, Sultan Galib II mempunyai lembaga filantropi untuk membiayai sejumlah yayasan milik kesultanan yang beroperasi di Hadramaut khususnya dalam pembangunan sekolah, fasilitas kesehatan dan lain sebagainya.
Saat ini posisi Waliyul Ahdi atau Perdana Menteri dipegang oleh putra mahkota Pangeran/Emir Saleh bin Galib Al Quaiti.
Meski tidak lagi memiliki kedaulatan politik atas Yaman, para pejabat dan menteri Yaman suka silaturahmi ke 'istana kesultanan' di Jeddah yang merupakan kediaman Sultan Galib II. Posisi mereka tetap penting di Yaman khususnya dalam mengurusi masalah adat istiadat, budaya dan permasalahan kepemilikan tanah atau hak ulayat.
Pihak-pihak yang memerintah di Yaman juga memasukkan utusan kesultanan di beberapa jabatan politik yang penting yang biasanya merupakan anggota keluarga kerajaan.
Dalam foto di atas, Emir Saleh bin Galib berfoto dengan Ali Alkatiri yang merupakan juru bicara atau menteri komunikasi pemerintahan de facto STC Yaman Selatan di Aden.
Ali Al Katiri merupakan bangsawan dari Negara Al Katiri yang menjadi negara bagian kedua terbesar di Protektorat Hadramaut pada era Inggris setelah Kesultanan Al Quaiti.
0 Response to "Melihat Struktur Pemerintah Pengasingan Kesultanan Al Quaiti Hadramaut Yaman di Jeddah"
Post a Comment