Sebagaimana diketahui, Rejim Bashar Al Assad saat ini belum mampu meningkatkan ekonomi sehingga tidak mampu membayar utang perang kepada Rusia dan Iran.
Sebagai gantinya, Rusia dan Iran memiliki keleluasaan untuk mengelola wilayah yang dikuasai masing-masing secara otonom jauh dari campur tangan pemerintah.
Baik Rusia dan Iran mengenakan 'pajak' tambahan kepada warga di wilayahnya selain yang dipungut oleh rejim. Mereka juga menguasai beberapa pintu perbatasan atau titik pemeriksaan yang mempunyai nilai ekonomi.
Dalam kondisi itu, Iran disebut sering berpihak dan mengutamakan milisi atau warga Syiah Suriah dalan kehidupan sehari-hari. Sehingga banyak orang Suriah yang akhirnya memilih menjadi Syiah.
Di lain pihak, Iran juga mendahulukan membangun monumen dan masjid Syiah walau wilayah yang dikuasai milik warga Sunni. Sementara masjid-masjid Sunni agak lambat dibangun kembali.
Satu hal yang penting adalah kini banyak tokoh yang selama ini berpihak kepada oposisi kembali ke Suriah dan menjadi Syiah agar bisa mendapat kontrak bisnis dari Iran. Di antaranya bahkan mendirikan milisi Liwa Al Bagir yang pada umumnya terdiri dari warga Sunni kabilah Baggara yang sebagian besar Sunni.
0 Response to "Menlu Arab Saudi Mulai Terbuka Sindir Politik Demografi Iran di Suriah"
Post a Comment