Momentum kemenangan Taliban diciptakan oleh Donald Trump saat menjabat presiden Afghanistan. Kesepakatan damai dicapai dan Trump berharap Taliban akan membasmi ISIS (ISIS-K) dari Afghanistan.
Namu belakangan beberapa elite di AS bahkan sekelas senator masih belum terima dengan kondisi baru tersebut dan tetap berharap Afghanistan dikucilkan agar ekonomi ambruk untuk mendorong perang sipil agar orang Afghanistan saling bunuh.
Bahkan beberapa media mainstream mengangung-agungkan kehebatan ISIS-K agar muncul di Afghanistan melibas Taliban. Hal itu semakin menjadi-jadi saat milisi anti Taliban terakhir di Panjshir berhasil ditumpas pemerintahn Taliban dengan operasi militer.
Tapi skenario menciptakan perang sipil abadi bukan isapan jempol. Hal itu pernah terjadi di Suriah saat oposisi FSA sudah kuasai hampir 75 persen wilayah Suriah.
Tetiba IS Irak, yang kemudian menjadi ISIS, masuk ke Suriah dan merebut satu persatu wilayah FSA. Kini wilayah FSA hanya tinggal di utara Suriah tak lebih dari 10 persen wilayahnya sebelumnya.
Secara praktis FSA yang kini menjadi 'pemerintahan interim' Suriah (SIG) hanya tinggal di wilayah pengungsian atau buffer zone yang dibuat oleh Turki sebagai guarantor state.
Sampai kini konflik Suriah tidak selesai dan jutaan pengungsi masih belum bisa kembali ke rumah mereka masing-masing.
0 Response to "Pemerintahan IEA Taliban Berkuasa, Tetiba Banyak Pihak Berharap ISIS Serbu Afghanistan"
Post a Comment